Telaga Sarangan

Setelah puas dengan panorama Tawangmangu, saya dan keluarga berencana mengunjungi objek wisata lainnya, Telaga Sarangan. Jam 10 pagi kami sudah check out dari Pondok Asri dan segera menuju Telaga Sarangan untuk menghindari kemungkinan kabut yang turun. Untuk kesana sangat dianjurkan untuk menyiapkan kendaraan dalam kondisi prima + bensin penuh karena kita akan menikmati eksotisme tanjakan Gunung Lawu.
Sekitar 50 menit melewati jalan menanjak berkelok-kelok,  kami sampai juga di Cemara Kandang, titik masuk para pendaki Lawu di ketinggian 1830 dpl. Katanya cemara kandang menawarkan panorama yang luar biasa indahnya, namun sayang, saya tidak bisa menikmatinya karena kabut sudah terlanjur turun. Perjalanan pun dilanjutkan kembali. Karena sudah melewati titik tertinggi, maka saatnya menuruni gunung :D.

Telaga Sarangan
Jam menunjukkan pukul 12 ketika kami tiba di Telaga Sarangan. Tidak perlu khawatir akan tersesat, karena sepanjang perjalanan sudah penuh dengan rambu-rambu. Biaya masuknya 20 ribu rupiah untuk 4 orang dewasa dan 1 mobil. Hmm, saya sendiri tidak mengerti mekanisme hitungannya.
Begitu sampai di kawasan Sarangan, aroma yang terasa adalah.. Ya, aroma kuda! Banyak sekali kuda-kuda wisata di sini membuat bau kuda semakin kental saja..
Hal yang pertama kali dilakukan adalah mencari penginapan.. Bersyukur kami dapat penginapan di pinggir telaga karena rata-rata sudah fully booked. Ya, penginapan kami menghadap ke telaga, tapi kamar kami menghadap justru ke arah berlawanan! Haha..
Rasa penat lelah dalam perjalanan hilang seketika setelah mencoba berjalan kaki menyusuri telaga.Pengunjung Telaga Sarangan juga dimanjakan dengan aktivitas wisata keliling telaga dengan boat. Wah, pasti asik menebras dinginnya Sarangan dengan boat berkecepatan tinggi. Tinggal pilih saja, mau ngebut atau pelan-pelan. Cukup merogoh kocek sebesar 40 ribu saja. Haha, namun saya tidak mencobanya. Jalan kaki mengitari telaga menurut saya lebih mengasikkan :D.
Perekonomian daerah ini tumbuh dari sektor pariwisata. Di sebelah utara dan timur telaga banyak bertebaran pedagang2 kaki lima yang berjualan kaos bertuliskan “Telaga Sarangan”. Herannya, saya juga menjumpai pernak pernik bonek sama arema di salah satu lapak.. wah wah..
Oh iya, berjalan kaki mengelilingi telaga juga harus berhati-hati, terutama sama bekas buangannya kuda!

Kuda dan Kelinci
Kedua binatang tersebut sepertinya memang aset dari pariwisata Telaga Sarangan ini. Kuda? Di sini banyak sekali kuda dengan pawangnya yang menawarkan paket keliling telaga naik kuda. Saya tidak tau harus merogoh kocek berapa, karna saya tidak mencobanya. Kok ga nyoba? Haha, ini alasan konyol.. Saya tidak kasihan sama kudanya yang harus membawa saya keliling telaga (karna dia dilahirkan untuk dinaiki :D), namun saya lebih kasian sama pawangnya yang harus berlari-lari kecil mengekor si kuda. Kan capek tuh..
Kelinci? Sudah bisa ditebak, lagi-lagi ini tentang sate kelinci!! Sejauh mata memandang, apabila diperhatikan, tidak ada pedagang yang berjualan makanan selain bakso sama sate kelinci. Menikmati sate kelinci sambil duduk di pinggir telaga tentu sangatlah sedap.. Karna itu lagi-lagi kami menyantap sate kelinci sembari beristirahat. Banyak sekali orang jualan sate kelinci, tapi harganya selalu sama. Sepuluh tusuk hanya 6 ribu, tambah lontong +1000, kalau 15 tusuk+lontong hanya 9 ribu. Sangat nikmat!

Senja dan Pagi
Kalau sempat menginap di Telaga Sarangan, jangan lewatkan kesempatan jalan-jalan di senja hari. Telaga mulai sepi, ditinggal para boat yang telah merapat ke garasinya. Kuda-kuda beserta pawangnya yang tadinya banyak banget tiba-tiba hilang semua. Lapak-lapak sudah mulai tutup.. tukang baksonya juga sudah ngga tampak lagi.. ganti dengan pedagang jagung bakar.  Saya duduk santai di pinggir telaga mengamati deretan-deretan hotel di seberang telaga dengan lampunya yang menerangi telaga. Tampak indah sekali..dan saya juga betah berlama-lama di sana.
Pagi hari tiba juga, jam 5 pagi saya sempatkan untuk kembali jalan2 sekadarnya.. Hawa udara pagi begitu menyegarkan. Aneh sekali, aroma kuda pun juga lenyap rasanya. Roda perekonomian yang semalam mati sejenak, kini hidup kembali. Sebenernya aku pengen naik kuda pagi-pagi, toh pawangnya masih fit, hehe. Tapi sayang, aku lupa bawa dompet!

Jam 8 pagi kami sudah siap-siap balik ke Jogja.. Kembali lagi pada hiruk pikuk aktivitas kota Jogja. Oleh-oleh? Ada banyak segala macam jenis jeruk, aku ngga ngerti..hehe. Kalau mau, datang aja ke rumah! Cheers! 😀

Nice weekend!

Author: Putu Adhika

Telecommunication Engineering ITB 2010

25 thoughts on “Telaga Sarangan”

    1. iya manusia bisa memandang sesuatu dari berbagai sudut pandang sih gan.. Dan untung semua orang ngga berpikir kaya ane.. Bisa bangkrut tuh pawang kuda soalnya ane tetep ngga tega kalo ane di atas kuda nyaman-nyaman aja, bapake pawang ngikutin di belakang.. haha.

    1. makasih.. 🙂
      Haha, sebenernya ngga juga lho.. Kalo sate kelinci yang di tawangmangu 10 tusuk dagingnya gede2, kalo yang di sarangan 15 tusuk tapi kecil2.. 😀
      Wedew, malah jadi berdebat sate kelinci.. bikin lapar aja..ahaha

  1. hello.aduh,ak tau kamu ini emg suka disorientari arah dan nama tempat.ne kelewatan eh..cemara kandang kn bukan buat punck merbabu.pncak lawu kaleee?!kalo punck merbabu kn dketan ma merapi.d jogja noh.haha.ketawa bc punck merbabumu:)

    1. cemara sewu letaknya ke bawah dikit daripada cemara kandang kalo dari arah tawangmangu.. gitu.. Hhi.. tadinya mau berhenti di sana juga, tapi apa daya.. ketutup kabut..

  2. Haha.okaay:).lupa sih,antara cemara kandang sm cemara sewu..btw,wkt aku lintas ksana dlu,g kena kbut sma sekali.jd pemandangany bsa bgus.haha.jgan salah lg ya.merbabu cewnya merapi sayaang.haha.

  3. hhu.. BIkin pengen ajah.. Penasaran sama pemandangan di cemara sewu. 😀
    Iyaiya..diungkit2 teruss.. maluuu, hhi. Kalo lawu punya cew ngga? Terus bedanya telaga sama danau apa?

  4. aduh, gatau tuh beda telaga sama danau:)
    tanya sama pak miju lebih okeee:))

    lawu?hemhem, kayaknya ga punya pacar:(
    taw deh, masih jomblo ato kalo ga gitu ya pjj:)

    ah, taw ad legenda g? kata inta pulo di tengah telaga sarangan itu tempat bertemunya naga jantan sama betina:)
    beelieve it or not:, terserahhhh:)

    1. -__- udah jarang ketemu pak miju nih, hehe.. Masih penasaran nih bedanya apa..

      Wah, ada legendanya juga ya? ngga ngerti , hehe… harusnya kemarin ngomong2 sama penduduk sekitar.. Hmm, agak weird juga ya kalo tentang naga.. Masa naga hidup di dataran tinggi.. 😛
      Tapi menarik juga kalo ada ceritanya.. 😀

  5. Eh,pokoknya naga jantan sm betina ny ktemu d pulo kecil d tengah telaga.g taw dh awlny naganya hdup dmana.ak jg ga+au ad legenda it koog.hhe..ga usah pusg danau ma telaganya deh.heheey:)

  6. mau tanya dong…
    enaknya nginep dimana yaaa…?
    yang dekat dengan telaga sarangan nya…
    hotel nya yg bersih … maklum bawa orang tua & anak kecil…
    terima kasih sebelumnya untuk info nya

    1. makasih udah visit this blog.. 😀
      Kalo dulu sih sama keluarga nginepnya di hotel telaga mas.. Persis di depan telaga. Bangunan hotelnya panjang dan gede kok, ada di salah satu sisi telaga. Jadi mudah nyarinya. Kalo masalah kebersihannya sih uda bersih, cuma kemarin dapet guling apek..hehe
      Ada banyak alternatif hotel di sekitar telaga sarangan..

      1. mau tanya juga nih……..kalau untuk keluarga hotel yang nyaman and harga terjangkau dimana ya?kalau di hotel telaga tarif check in berapa?bisa minta no telp hotel telaga.makasih

      2. makasih mbak sudah berkunjung.. Kalau hotel telagamas keunggulannya ada persis di depan danau sama akses parkir kendaraannya yang mudah. Untuk harga dan nomor telepon maaf mbak saya sudah lupa..

Leave a reply to panda Cancel reply